1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luka pada moluska sering disebabkan oleh predasi ataupun juga kegiatan benturan fisik baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Namun kemampuan menyembuhkan luka adalah sifat alamiah dari setiap makhluk hidup. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan untuk melihat penyembuhan luka pada moluska menunjukkan bahwa tiap individu mampu menyembuhkan luka mereka dalam waktu yang berbeda.Misalnya penyembuhan luka dibagian mantel padaPinctada fucata(Akoya pearl oyster), dimana kerang ini dapat menyembuhkan luka bahkan mantelnya beregenerasi membentuk wujud yang serupa seperti sebelum terluka (Salmon & Southgate, 2005a). Penelitian penyembuhan luka pada siphon Scrobicularia plana juga menunjukan bahwa moluska ini mampu menyembuhkan luka pada siphonnya yang terputus (Hodgson, 1982).
Setiap proses penyembuhan luka, selalu diikuti proses regenerasi, tergantung besar kecilnya luka. Avertebrata laut pada umumnya memiliki kemampuan regenerasi organ baru setelah putus atau hilang.Pada penelitian regenerasi jaringan mantel pada Pinctada maxima (Silver-lip pearl oyster)menunjukkan bahwa setelah beberapa bulan, bagian mantel yang dipotong beregenerasi dan menunjukkan kemiripan dengan bagian mantel yang tidak dipotong (Mamangkey & Southgate, 2009). Pada Haliotis tuberculata, penelitian dilakukan untuk melihat perbaikan pada cangkang dengan prosespengapuran kembali pada cangkang yang luka (Fleury dkk, 2007). Sedangkan pada Gastropoda family Muricidae, organ pengebornya bertumbuh dan beregenerasi setelah melewati proses pemotongan organ (Carriker& Van Zandt, 1972).Akan tetapi, kecepatan penyembuhan luka dan regenerasi berbeda pada setiap spesies. Hal itu juga tergantung dari besarnya wilayah yang terkena luka dan organ yang terpotong. Dengan demikian dipandang perlu untuk meneliti penyembuhan luka dan regenerasi mantel pada Atrina vexillum untuk memberikan tambahan informasi yang efektif dalam membandingkan penyembuahan luka dan regenerasi dari beberapa spesies moluska.
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian tentang penyembuhan luka dan regenerasi mantel pada kerang mutiara, sejauh yang diketahui baru pada jenis-jenis kerang mutiara yang umum ditemui seperti Pinctada maxima(Mamangkey & Southgate, 2009), Pinctada margaritifera dan Pinctada fucata (Salmon & Southgate, 2005b). Namunbelum ada studi ilmiah ataupun penelitian yang mengkaji tentang penyembuhan luka dan regenarasi mantel pada Atrina vexillum. Padahal bivalvia ini juga berpotensi menghasilkan mutiara seperti golongan Pinctada spp.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi, Morfologi dan DistribusiAtrina vexillum
Menurut WoRMS (World Register of Marine Species, 2012)Atrina vexillum(Born, 1778) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Pterioida
Family : Pinnidae
Genus : Atrina
Species : Atrina vexillum
Atrina vexillum memiliki cangkang dengan ukuran yang besar, tebal, serta padat. Warna luarnya cokelat kemerahan sampai hitam, tapi jika terkena cahaya akan terlihat berkas-berkas warna ungu kemerahan. Cangkangnya berbentuk seperti kapak. Marjin pada bagian dorsal cangkang umumnya hampir lurus, sementara pada bagian posteriornya cenderung oval (Carpenter & Niem, 1998). Bagian ventral agak cembung dan bagian posterior dekat umbo lebih cenderung cekung. Tampilan luar cangkang terlihat memiliki 10 – 17 rusuk radial utama, ada tonjolan-tonjolan seperti duri yang melekat (Carpenter & Niem, 1998). Byssus yang dimiliki Atrina vexillum sangat panjang bahkan dapat mencapai panjang cangkangnya. Lubang byssus terletak di bagian dorsal cangkang atau di daerah margin proksimal yang cenderung oval.
Lapisan nacre internalnya cukup kuat dan utuh, serta menempati setengah bagian anterior atau 2/3 bagian cangkang . Hewan ini biasanya hidup di daerah lamun, dengan menancapkan byssusnya pada substrat lumpur, pasir, maupun lumpur berpasir (Gambar 2).
Atrina vexillum terdistribusi luas di daerah Indo-Pasifik: mulai dari bagian Timur Afrika, termasuk di dalamnya Madagaskar, laut Merah, dan Teluk Persia; Indonesia, Sri Lanka, Malaysia, Myanmar. Meluas ke arah Timur Polynesia: sebelah utara ke arah Jepang dan Hawaii, dan sebelah selatan ke arah Queensland dan Caledonia Baru (Dance, 1992).
2.2. Penyembuhan Luka dan Regenerasinya pada Moluska
Proses penyembuhan luka dan regenerasinya pada setiap spesies moluska berbeda-beda secara alamiah. Pada Donax vittatusmisalnya, hancurnya siphon dikarenakan adanya predasi yang tidak mematikan dari juvenil ikan pipih. Penelitian pada Donax vittatusmenunjukkan bahwa bivalvia ini mampu menyembuhkan lukanya dan meregenerasi siphonnya dalam waktu 10 hari (Ansel dkk, 1998). Penelitian pada mantel dan kaki dari Haliotis cracherodii yang diberi luka sayatan menunjukkansejumlah perbedaan dalam penyembuhan luka dari kedua jaringan tersebut. Gastropoda ini mulai menyembuhkan lukanya setelah diberi luka sayatan sampai pada 8 jam setelah diberi luka sayatandan meregenerasi organ tubuhnya serta sembuh sepenuhnya pada hari ke-75 (Armstrong dkk, 1970). Penyembuhan luka dan regenerasi mantel secara alamiah juga ditunjukkan oleh Crassostrea gigas.Penyembuhan lukanya dimulai setelah luka sayatan diberi dan meregenerasi bagian mantelnya selama 20 hari (DesVoigne & Sparks, 1968). Studilain juga dilakukan untuk melihat regenerasi jaringan mantel pada Pinctada maxima (silver-lip pearl oyster) dimana regenerasi lengkap bivalvia ini terjadi dalam 3 bulan (Mamangkey & Southgate, 2009).
sapa pe penelitian ini sob ???
BalasHapusoi ada minta ijin jo?????????????????
BalasHapus